Lo pernah gak ngerasa overwhelmed sama rutinitas harian, pikiran bercabang, atau emosi yang gak sempat lo urusin? Nah, salah satu cara paling efektif dan personal buat ngejaga kewarasan lo adalah journaling mingguan. Apalagi kalau lo bikin dengan tema yang fokus ke kesehatan mental dan self care, hasilnya gak cuma estetik, tapi juga deep banget.
Di artikel ini, kita bakal bahas cara membuat journaling mingguan bertema kesehatan mental dan self care — bukan sekadar nulis to-do list, tapi jadi proses refleksi, penyembuhan, dan penguatan diri sendiri lewat coretan, cerita, kutipan, dan visual. Siap mulai healing bareng tinta?
Kenapa Journaling Mingguan untuk Kesehatan Mental Itu Powerful?
Menulis tuh bisa jadi cara lo “ngobrol sama diri sendiri”. Journaling bisa ngebantu lo:
- Mengenali pola pikiran dan emosi
- Melepaskan tekanan batin
- Memetakan prioritas dan kebutuhan diri
- Menjaga rutinitas self care yang konsisten
- Menjadi tempat “safe space” personal lo
Makanya, cara membuat journaling mingguan bertema kesehatan mental dan self care bukan cuma tentang estetika, tapi juga tentang tumbuh lebih sadar dan damai dengan diri sendiri.
Alat dan Media: Manual vs Digital Journaling
Tentukan dulu medium yang paling nyaman buat lo.
Journaling Manual:
- Notebook kosong (dotted/bullet)
- Pena warna-warni, highlighter
- Washi tape, stiker, kertas sobek
- Brush pen, marker, pensil warna
- Print-out quote atau moodboard
Journaling Digital:
- iPad + stylus
- App seperti GoodNotes, Notability, atau Zinnia
- Template digital weekly spread
- Font handwriting, brush digital, stiker png
Apapun pilihannya, pastikan itu bikin lo ngerasa lepas, ekspresif, dan bukan beban.
Langkah 1: Rancang Layout Mingguan yang Nyaman dan Terstruktur
Biar gak chaos, lo perlu struktur. Ini bukan buat bikin kaku, tapi jadi “kerangka aman” buat ekspresi lo.
Contoh Layout Mingguan:
- Weekly Overview – Hari, tanggal, dan space refleksi
- Mood Tracker – Skala 1–10 atau warna per hari
- Self Care Checklist – Tidur cukup, air putih, journaling, dll
- Gratitude Box – 3 hal kecil yang lo syukuri minggu ini
- Free Note Space – buat curhat, gambar, atau nempel quote
Dengan struktur kayak gini, cara membuat journaling mingguan bertema kesehatan mental dan self care bakal bikin lo merasa “kepegang” secara emosional.
Langkah 2: Tambahkan Tema Visual yang Menenangkan
Tema ini bantu lo masuk ke mood refleksi. Gak harus ribet, yang penting konsisten dan calming.
Tema Visual Populer:
- Bunga dan daun pastel
- Awan, langit, dan air hujan
- Earth tone dengan aksen kayu dan linen
- Biru lembut dan putih bersih
- Sketch tangan dan kaligrafi sederhana
Tambahin sedikit ilustrasi atau stiker mini biar halaman lo punya “rasa”.
Langkah 3: Masukkan Prompt Refleksi Mingguan
Prompt adalah pertanyaan atau kalimat awal buat lo jawab, ngebantu lo lebih jujur dan dalam.
Prompt Self Care dan Mental Health:
- “Apa yang aku rasain sepanjang minggu ini?”
- “Hal apa yang paling bikin aku tenang minggu ini?”
- “Apa aku cukup kasih waktu istirahat ke diriku?”
- “Apa batasan yang aku jaga minggu ini?”
- “Apa yang bisa aku perbaiki minggu depan?”
Jawabannya gak harus panjang. Tapi biarin jujur. Kadang cuma satu kalimat aja udah cukup.
Langkah 4: Tambahkan Kutipan dan Affirmation
Kutipan bisa jadi penyemangat pas lo lagi blank, low, atau butuh support eksternal.
Contoh Quote dan Affirmation:
- “It’s okay to rest. Healing is also productive.”
- “Aku sedang tumbuh dengan ritmeku sendiri.”
- “Hari ini berat, tapi aku udah berhasil lewatinnya.”
- “Aku berharga walaupun gak ngapa-ngapain hari ini.”
- “I’m not late, I’m blooming in my own season.”
Tulis pakai brush pen, sticky note warna netral, atau tempel hasil print.
Langkah 5: Gunakan Mood Tracker dan Checklist Harian
Biar lo bisa liat pattern perasaan lo, dan self care yang udah lo lakuin atau enggak.
Cara Bikin Mood Tracker:
- Buat kotak 7 hari
- Warnai sesuai mood (pakai legend warna: happy = kuning, anxious = biru, dst.)
- Bisa digambar lingkaran, sketsa wajah, grafik bar
Checklist Self Care:
- Minum air putih 2L
- Tidur cukup 7 jam
- Journaling 10 menit
- Meditasi 5 menit
- “Aku udah ngomong jujur ke diri sendiri”
Dengan ini, lo bisa lihat effort lo minggu ini tanpa harus judgmental.
Langkah 6: Sisipkan Halaman “Progress & Review”
Di akhir minggu, luangin 1 halaman buat evaluasi hal baik dan yang perlu ditingkatkan.
Isi Halaman Review:
- Momen terbaik minggu ini
- Hal yang bikin berat
- Apa yang bikin lo bangga minggu ini?
- Apa yang pengen lo bawa ke minggu depan?
Ini bantu banget biar lo ngerasa gak stuck, tapi pelan-pelan bergerak.
Langkah 7: Tambahkan Elemen Personal yang “Lo Banget”
Supaya jurnal ini bukan sekadar template kosong, kasih elemen yang relate sama diri lo.
Ide Personal Sentuhan:
- Stiker karakter favorit
- Playlist mingguan atau lagu penyemangat
- Gambar spontan dari tangan lo
- Simpan tiket nonton, struk kopi, atau quote dari chat temen
Cara membuat journaling mingguan bertema kesehatan mental dan self care makin meaningful saat lo taruh “jejak” real lo di tiap halaman.
Manfaat Jangka Panjang Dari Journaling Mingguan
Kalau lo konsisten (atau setidaknya sering balik ke jurnal lo), manfaatnya bakal kerasa banget:
- Lebih paham diri sendiri
- Lebih aware sama kebutuhan emosional
- Jadi punya tempat aman buat refleksi
- Lebih fokus ngejalanin hari-hari
- Lebih sabar dan kasih sayang ke diri sendiri
Bukan soal punya jurnal paling rapi, tapi punya ruang buat jujur dan sembuh.
FAQ – Seputar Journaling Kesehatan Mental dan Self Care
1. Apa harus journaling tiap minggu?
Idealnya iya, tapi fleksibel. Kalau seminggu dua kali bisa, udah bagus banget.
2. Gimana kalau bingung nulis apa?
Gunakan prompt. Bahkan nulis “aku gak tahu mau nulis apa” juga valid banget.
3. Harus pakai bahasa Inggris atau Indonesia?
Terserah lo. Yang penting lo ngerti dan terasa personal.
4. Apa journaling ini bisa dishare ke orang lain?
Kalau lo nyaman, boleh. Tapi ini ruang lo. Gak harus public.
5. Gimana kalau aku gak jago gambar?
Journaling bukan kontes estetik. Bahkan journaling berantakan pun bisa healing banget.
6. Bisa gak journaling ini digabung sama planner?
Bisa banget! Bikin hybrid journal: separuh planning, separuh refleksi.

